25 Oktober 2009

Event Organizer ( Design Grafis )

D E S I G N G R A F I S

Oleh ; Fitri Cahyani, Novitasari, dan Iwan. Manajemen Dakwah 7

Pengertian Design Grafis :

Karya Seni identik dengan suatu yang unik. Oleh karenanya seorang seniman dalam melahirkan karyanya selalu mencari bentuk-bentuk baru. Untuk itu diperlukan sesuatu yang unik. Ini berarti sesuatu yang belum pernah atau mungkin jarang dipakai oleh seniman lain pada karya sebelum nya.


Definisi desain grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer grafis (perancang) untuk memilih desain foto, menciptakan desain brosur, atau mengatur elemen rupa design grafis seperti ilustrasi brosur desain, foto desain, tulisan brosur design, dan grafis desain garis di atas suatu permukaan foto design dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar design grafis maupun tanda design brosur yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau design foto.


Desain Grafis juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang media desainer grafis untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan grafis desain, foto desain foto, ilustrasi brosur design dan lain sebagainya.

Design grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang di wujud kan dalam bentuk kommunikasi visual.


Sebagaimana layaknya informasi yang disampaikan menggunakan bahasa lisan (suara) yang dapat disampaikan secara tegas, ceria, keras, lembut, penuh gurauan, formal, dan sebagainya dengan menggunakan gaya bahasa dan volume suara yang sesuai, design grafis juga dapat melakukan hal serupa. Kita dapat merasakan sendiri setelah membaca sebuah berita (tulisan) desain brosur, melihat foto desain atau ilustrasi design foto, melihat permainan warna brosur desain dan bentuk dari sebuah karya design brosur yang berbentuk publikasi cetak, nuansa yang ditimbulkannya. Apakah informasi foto design itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan sebagai nya.


Kenapa kita dapat merasakan hal itu? Kenapa obyek publikasi itu bisa menimbulkan kesan dan pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan hingga dimengerti oleh kita sebagai pembaca? Jawabannya adalah karena adanya unsur-unsur design dan prinsip-prinsip design yang ada dalam sebuah karya design tersebut, baik disadari maupun tidak disadari oleh pembuatnya.

Design grafis adalah awal menggaet sponsor ketika akan menggelar sebuah event kita selalu berfikir tentang materi publikasi. Sebelum atau saat bersamaan kita membuat proposal sebaiknya kita juga membuat design grafis yang kita gunakan sebagai cover proposal, atau kita bawa untuk kita tunjukan kepada orang-orang yang kira-kira berkompeten, design itu diprint di atas kertas foto glossy, merupakan materi awal untuk kepentingan materi publikasi dan promosi.

Mungkin kita tidak memilki staff khusus ahli grafis tapi kita bisa tempuh jalan dengan membuat ditempat-tempat biro jasa periklanan atau minta bantuan kepada teman-teman kita yang memang menekuni bangku studi grafis. Sajian design grafis merupakan perwujudan roh atau jiwa event yang akan kita selenggarakan. Kita akan selalu mengubah design itu sa,pai kita merasa cocok akan tampilannya.

HAL PENTING DALAM MERENCANAKAN DESIGN GRAFIS ANTARA LAIN[1]

v Memuat gambar ilustrasi yang sesuai dengan tema vent, bila di ibaratkan lukisan ilustrasi ini adalah dasar dari semua tampilan. Kita bisa memilih dasar warna gelap, terang, warna meriah bila event ini segmentnya remaja misalnya.

v Menampilkan wajah artis/nama-nama penampil secara mencolok dan kontras dengan warna dasar.

v Menampilkan informasi tempat dan waktu pelaksanaan dan dan harga tiket tanda masuk, perkirakan dulu nanti bisa berubah.

v Menampilkan logo-logo sponsor tentu yang telah memilki kedekatan emosional dengan kita atau yang sudah kita hubungi via telephone bahwa kita akan mengadakan suatu event menarik.

v Design itu lalu kita print dalam ukuran kwarto

v Pandanglah berulang-ulang sampai menemukan keindahan daya tarik yang muncul dari design tersebut sehingga benar-benar eye catching.

v Kirimkan design grafis itu melalui mail-list atau melalui e-mail kepada teman-teman kita terutama kepada perusahaan calon sponsor beserta proposalnya.

Dalam membuat design kita perlu mendalami tentang segmen pasar event kita[2]. Kalau event kita adalah untuk golongan usia di atas 30 tahu kita bisa lebih banyak menggunakan warna-warna soft pastel atau suatu komposisi desaign yang cukup menarik tapi tidak terlalu melelahkan dipandang mata. Citra design tersebut ekslusif dan elegan, tetapi bila segmen nya adalah remaja atau ABG kita bisa lenih leluasa bermain grafis kadang malah tidak menyatu dengan tema.

Contohnya iklan-iklan event pentas seni dari sampoerna, djarum festival rock dll, terkesan sangat absurd, tetapi memunculkan karya kreatif yang bernilai tinggi.

Desain grafis[3] adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam grafis desain, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan oleh desainer grafis. Design grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art foto desain. Seperti jenis desain lainnya, design grafis untuk desain brosur dapat merujuk kepada proses pembuatan brosur desain, metoda merancang design brosur, produk brosur design yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (design). Seni grafis desain mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, design foto, pengolahan gambar foto design, & tata letak.

Unsur dalam desain grafis untuk design Proposal event sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut ( termasuk shape, bentuk

( form ), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang tentu akan lebih luas.


Desain grafis oleh desainer grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, desain foto dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, design grafis juga diterapkan dalam media elektronik foto desain, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau design grafis multimedia. Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain brosur. Desain grafis untuk brosur desain bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakupi pengolahan ruang dinyatakan dalam bentuk visual.




Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis untuk brosur design adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer. Sebuah konsep design foto atau ide foto design biasanya tidak dianggap sebagai sebuah design sebelum direalisasikan atau

Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tidak perlu menuntut banyak ruang.


Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.

Seputar Dunia Desain Grafis

Judul artikel ini agak aneh memang, "Desain Grafis bukanlah corel draw", tapi ini kenyataan yang terjadi pada sebagian orang yang menganggap kalau sudah bisa menggunakan Corel Draw berarti sudah menjadi seorang Desainer Grafis.

Jujur saja kalau saya mengatakan dengan bahasa yang agak extrem bahwa pendapat diatas adalah “ SALAH BESAR ”.


Desain Grafis adalah ilmu komunikasi visual yang dilandasi kemampuan berpikir dan ketrampilan artistik. Suatu disiplin ilmu yang berhubungan erat dengan komunikasi dan marketing. Sehingga seorang Desainer Grafis yang asli bukan “gadungan” atau “Aspal (Asli tapi palsu) dapat menyerap dan mengimplementasikan konsep dari komunikasi dan marketing. Batman aja ada gadungannya, apa lagi desainer grafis.


Bayangkan, baru saja bisa menggunakan Corel Draw, Freehand atau Photoshop merasa sudah menjadi desainer grafis. Walah,…walah… bisa ancur dunia
Grafis DesainIndonesia.

Padahal seperti kita ketahui, Corel Draw, Freehand, atau Photoshop dan software pendukung
Grafis Desain lainnya hanyalah sebagai alat/tools yang digunakan untuk mengimplementasikan suatu desain melalui komputer (digital). Tanpa software-software tersebut mana mungkin dapat menghasilkan karya desain seperti Desain Foto dan Desain Brosur yang sempurna bentuk maupun warnanya. Dan software-software ini memang menjadi andalan untuk desain, finalart work untuk cetak & multimedia.


Di era digital saat ini kemampuan mengopoperasikan software desain adalah mutlak. Tanpa kemampuan ini seorang desainer grafis akan mendapat kesulitan dalam mewujudkan ide-idenya bahkan kesulitan untuk dapat bekerja sama dengan sebuah perusahaan
Design Grafis/agency misalnya yang notabene semua

hasilpekerjaan saat ini serba digital.

Lain lagi dengan istilah "setting" yang saat ini di beberapa kalangan dianggap sebagai desain. Ini juga termasuk pendapat yang "SALAH BESAR". Karena "setting" pengertiannya adalah menyusun atau menata letak. Jadi pengertian "setting" bukan lah Design.


Kata "setting" mengingatkan saya PADA sekitar tahun 90an dimana era digital belum begitu memasyarakat seperti sekarang. Ketika itu, hanya tempat-tempat yang melayani "setting huruf" yang memiliki komputer untuk setting huruf termasuk tempat untuk separasi warna (color separation). Istilah setting memang sangat akrab pada saat itu tapi bukan setting yang dimaksud adalah desain grafis, bukan sama sekali tapi memang setting biasanya digunakan untuk mendesain. Dan hasil settingan dalam bentuk kertas "hitam putih" namanya kertas "bromide" (maaf bila salah mengeja).


Apalagi bila ada sebagian orang yang mengatakan desain itu gampang, tinggal ceplok sana ceplok sini tambah warna, tambah
Foto Design kasih efek jadi deh. Gampangkan!?

Jika memang
Design grafis itu gampang, kenapa harus ada universitasnya, akademinya, kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Di Indonesia sendiri sudah banyak akademi dan universitas yang membuka fakultas seni rupa dan desain dengan jurusan "graphic design" atau "komunikasi visual". Bagi anda yang masih menganggap desain grafis itu gampang



[1] Cara Pintar jadi Event Organizer, Galang Press, KRMT Indro “kimpling” Suseno, SH

[2] Untung besar bisnis Event Organizer, KRMT indro”kimpling”suseno, SH

[3] Google searching

Tidak ada komentar:

Posting Komentar